Senin, 13 April 2015

Otak Koruptor & Saya




Saya pernah membuat sajak waktu saya SMP dan dimuat di koran Yudha Minggu berjudul "Kepada Koruptor dan Pengchianat" (masih ejaan lama). Sajak yang marah.

https://www.facebook.com/photo.php?fbid=836541689708023&set=a.412718745423655.87847314.100000565985102&type=3&theater

Kemarin saya membaca berita utama Kompas, alinea pembuka,
"JAKARTA, KOMPAS — Komisi Pemberantasan Korupsi menahan mantan Menteri Agama Suryadharma Ali, Jumat (10/4). Suryadharma ditahan setelah pada 22 Mei 2014 ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus korupsi penyelenggaraan ibadah haji tahun 2012-2013 dan 2010-2011."

Saya tidak habis pikir mengapa seorang menteri agama mau korupsi? Menurut hemat saya orang yang mengerti agama tidak akan korupsi.

Waktu saya bocah, nenek suka mengomel, "Dasar otak udang!". Itu artinya 'bodoh'. Saya telah melakukan sesuatu yang bodoh menurut nenek. Saya tidak peduli dikatakan berotak udang. Suatu kali saya melihat sendiri bahwa kepala udang berisi kotoran atau tahi. Sejak itu saya protes jika diomeli begitu. Saya tidak merasa punya otak Einstein tetapi saya tahu bahwa saya tidak bodoh untuk percaya bahwa otak saya sama dengan milik udang.

Otak Albert Einstein diawetkan untuk penyelidikan. Apakah otak orang jenius berbeda?
http://id.wikipedia.org/wiki/Otak_Albert_Einstein

Saya orang yang sangat berperasaan, saya sering berpikir bahwa mungkin ada kelainan di otak saya. Waktu saya bocah, nenek saya juga sering ngomel mengatakan otak saya 'mencong'. Waktu remaja saya sudah merasa jadi orang aneh. Saya suka melamun berlama-lama, saya suka melantur jika bicara sampai bisa menyebalkan orang. Sekarang saya suka sekali melukis abstrak, mungkin karena kesalahan saya melihat dunia. Saya tersenyum sendiri.

Saya selalu melihat semua orang baik. Seorang teman seniman pernah mengingatkan saya agar jangan terlalu naif. Waktu saya merasa sangat kecewa dengan diri sendiri, merasa terhina atau dilecehkan, bahkan merasa ditelanjangi, saya pikir otak saya memang berhenti berkembang selagi bocah.
(Pertanyaan saya: sudahkah Anda mengalami ditelanjangi?)

Saya percaya teori evolusi dan makhluk hidup yang disebut manusia ini mengembangkan otaknya. Saya rasa otak orang jahat lebih besar dari orang baik. Dan koruptor begitu rupa menjejali uang di otaknya sampai batok kepalanya mau pecah.

Saya ingat pada sebuah film, penjahat yang kaya raya bilang pada temannya, kira-kira begini, "Uang lebih nikmat dari seks." Saya pikir otak saya memang mencong karena tidak mengerti.

Menurut saya, otak koruptor mestinya berbeda karena mereka adalah orang yang sangat pintar, hebat dan terkenal, yang nyaris tak bisa kena jerat hukum. Saya usul agar otak koruptor top yang mati hendaknya bisa diawetkan dan diselidiki seperti otak Einstein. Setidaknya taruhlah di museum agar orang bisa melihat dan mengingat bahwa korupsi bukan kejahatan biasa, sangatlah keji.

Saya suka otak saya, saya merasa mungkin memang mencong tapi saya percaya Tuhan sengaja memasang begitu rupa.

https://www.facebook.com/notes/korupsi-emang-gue-pikirin/pemberantasan-korupsi-kejahatan-luar-biasa-kok-dianggap-biasa/1568375826746567

Tidak ada komentar:

Posting Komentar